Syair: Cerita Mini Sadis Abis!

Cerita Mini Sadis Abis! - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair Wisata, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Mini Sadis Abis! , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel sastra, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Mini Sadis Abis!
link : Cerita Mini Sadis Abis!

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Cerita Mini Sadis Abis!

BAWEL
Oleh : Nihay Ridani🌼

Istriku adalah tipikal wanita cerewet yang menyebalkan, dia tidak pernah mau berhenti bicara. Segala macam perkara dia bicarakan  pagi, siang, sore, hingga malam. Mulai dari perabot baru yang dicicil tetangga depan rumah, uang belanja tidak mencukupi, hingga gosip-gosip murahan seperti anak janda desa yang masih di bawah umur hamil di luar nikah dari hubungan gelapnya dengan pacar si ibu.

Tadi malam, di atas ranjang kami berbaring menatap langit-langit kamar yang warna putihnya sudah memudar. Dia membuka mulut bawelnya, bercerita panjang lebar tentang Ibu RT–yang juga ketua PKK– memamerkan prestasi anak sulungnya dengan menggunggah beberapa foto di laman Facebook.

Aku melirik ke layar datar benda putih di tangan istriku, tampak anak laki-laki  berseragam kotak-kotak hijau tosca itu memegang piala, dia memenangkan lomba menggambar untuk usia Taman Kanak-kanak tingkat kecamatan.

"Cuma menggambar saja kok sampai diunggah segala," protesnya.

Aku hanya menghela napas mendengarnya, pikirku cuma satu, dia cemburu. Sudah hampir sembilan tahun kita menikah, tapi Tuhan belum juga memberikan kepercayaan. Aku sendiri bukannya tidak mau usaha. Segala macam cara pernah kucoba. Namun sedikitpun belum membuahkan hasil. Tak mau ambil pusing,  kuserahkan saja pada Tuhan.

Sayangnya, cara pikirnya tidak sejalan. Seringkali dia menyalahkanku akan hal itu. Memangnya aku Tuhan yang Maha kuasa, yang bisa dengan mudahnya mencipta? Pun begitu aku masih tetap diam mendengarkan segala ocehan, juga cacian yang dia lontarkan.

Terakhir yang kuingat begini. "Gara-gara Mas juga kan, aku nggak punya anak."

Aku cukup kesal tapi masih kutahan untuk tidak membalas dengan perkataan yang akan memperkeruh keadaan.

"Tau gitu aku dengerin kata Ibu buat nggak nikah sama Mas," sesalnya yang kemudian membuatku murka.

Untuk pertama kali dalam kehidupan pernikahan kami, aku benar-benar tidak bisa menahan amarah. Satu hantaman mendarat ke pipi kirinya. Bukannya menangis mohon ampun seperti yang kuharap, dia malah makin berani bersuara.

Dicacinya lagi diriku. Lalu untuk setiap umpatan aku balas dengan tangan yang melayang ke wajah cantik yang mulai menua itu. Kami bertengkar  cukup hebat. Hingga kemudian aku memilih  beranjak meninggalkan dia dan kuhabiskan sisa malam untuk menenangkan diri ke tempat manapun yang kuanggap menyenangkan.

Pagi hari saat aku kembali, rumah terasa senyap tidak seperti biasanya. Sedikit rasa penyesalan menghampiri. Terlebih saat kulihat di meja belum ada segelas kopi panas atau sesuatu untuk mengganjal perut.

"Dek?" panggilku, tak ada jawaban.

Kurasa dia marah padaku, tidak pernah sekalipun dia mendiamkanku tak peduli sekesal apapun dia. Jika bertengkar, dia juga akan jadi lebih cerewet dari biasanya. Melangkahkan kaki ke kamar kami, kulihat pintu tidak sepenuhnya tertutup.

'Mungkin mau mengurung diri seharian,' pikirku.

Benar saja, saat perlahan kudorong pintunya, mataku menangkap tubuh berisi itu tengah berbaring di ranjang.

"Marah ya, Dek? Maaf." Dia masih bergeming. Aku duduk di tepi ranjang menatapnya, dan baru sadar akan satu hal.

Jahitan di mulutnya belum sempat kubuka. Pantas saja rumah senyap.



Demikianlah Artikel Cerita Mini Sadis Abis!

Sekianlah artikel Cerita Mini Sadis Abis! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Mini Sadis Abis! dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
sastra