Judul : Menentukan Nilai Jual Novelmu
link : Menentukan Nilai Jual Novelmu
Menentukan Nilai Jual Novelmu
Ditulis oleh: Momoy
Menentukan Unique Selling Point dalam Sebuah Novel
Tugas seorang penulis tidak hanya menulis, tetapi dia juga harus memikirkan poin-poin penting yang berguna untuk meningkatkan jumlah pembaca atau pembeli karyanya di pasaran. Demikianlah seorang penulis juga merupakan marketer dari karyanya sendiri. Sebab jauh sebelum dia menulis, selain dari memikirkan elemen-elemen penting dalam plot dan alur cerita, dia pasti juga memikirkan nilai jual pada karyanya. Nah, nilai jual inilah yang disebut dengan Selling Point. Akan tetapi, banyak sekali penulis, terutama pemula yang tidak memikirkan hal tersebut.
Sah-sah saja jika alasannya saat ini hanya untuk belajar cara menulis yang baik. Namun, menentukan nilai jual sedari dini harus kita latih sehingga terbiasa untuk menulis dengan aturan-aturan. Tentu saja, aturan-aturan itu penulis sendiri yang membuatnya.
Mari kita bedah satu per satu, apa saja yang termasuk dalam Selling Point:
- Selling Point atau nilai jual sebuah naskah adalah kelebihan, keunikan, hal-hal yang membuat novelmu menarik pembaca.
- Misalnya: naskah novelmu memiliki cerita yang unik dan berbeda dari novel yang sudah beredar di pasaran.
- Contoh lain: novelmu menarik dari bentuknya. Apakah novelmu itu berbentuk seperti Twitter, Facebook, atau lainnya.
- Di dalam “Selling Point” kamu jabarkan semuanya dengan jelas. Kelebihan dan keunikan naskahmu dari segala segi. Cerita, setting, konflik, tokoh, bentuk, penceritaan.
- Dalam “Selling Point” kamu bisa menjabarkan bentuk promosi novelmu kalau diterbitkan.
- Penjabaran “Selling Point” yang jelas, akan menarik perhatian.
Tunggu dulu, ini belum selesai. Apa yang tertulis di atas merupakan elemen-elemen yang biasanya menjadi nilai jual di dalam karyamu. Namun, bagaimana caranya menentukan nilai jual tersebut? Caranya sangat mudah.
Berikut cara menentukan Unique Selling Point dalam sebuah novel:
1. Riset pasar
Kenapa harus riset pasar? Kalau biasanya penulis selalu melakukan riset tentang elemen dalam cerita seperti latar cerita dan lain-lain, kali ini riset pasar adalah elemen yang lebih dulu harus diriset seorang penulis sebelum mulai menulis karyanya.
Contohnya, kalau saya mau membuat karya novel dengan tema perselingkuhan, kelompok usia mana sajakah yang akan saya targetkan untuk novel tersebut? Ini adalah segmen pasar. Sekali lagi, penulis tidak serta-merta membuat karya yang kemudian menjadi konsumsi umum dengan tidak menargetkan kelompok usia atau bahkan lebih spesifik lagi menentukan ruang lingkup penjualan karyanya. Contoh, saya menulis novel dengan tema Sahabat dan Cinta, yang mana di dalam novel itu tokohnya masih duduk di bangku perkuliahan. Otomatis, saya dapat menargetkan kelompok usia dan atau orang-orang dari kalangan mana saja yang akan menjadi konsumsi karya saya.
Dengan begitu, penulis akan jauh lebih mudah untuk mempromosikan karyanya. Misalnya membuat acara bedah buku di gedung perkuliahan dengan peserta anak-anak kuliah juga. Atau misalnya membuat iklan di media sosial dengan target usia antara 18-24. Begitu mudah, bukan?
2. Membandingkan
Proses pembandingan karya di sini sangat penting demi menaikkan grafik penjualan karya kita. Yang perlu kita perhatikan adalah, membandingkan bukan berarti menjelek-jelekkan karya dari penulis lain, bukan berarti mengejek-ejek karya penulis lain. Akan tetapi, anggap saja pembandingan tersebut merupakan proses inovasi dari karya si penulis A yang masih memiliki kekurangan-kekurangan, atau jangan kita sebut kekurangan, kita sebut saja segmen pasar yang berbeda.
Proses pembandingan karya misalnya, jika penulis A menulis tema Cinta dan Sahabat untuk kelompok usia 21-25 yang memiliki adegan-adegan dewasa di dalamnya, bolehlah penulis B menulis dengan tema yang sama, tetapi memiliki segmen pasar yang berbeda. Penulis A menulis tema yang sama dengan penulis B, tetapi segmen pasarnya adalah kaum remaja yang mana di dalam karya tersebut berisi adegan-adegan yang tidak mengandung unsur dewasa. Jika penulis A memiliki karya dengan tema Cinta dan Sahabat yang cenderung mengisahkan antara pria dan wanita yang mulai menjalin sahabat sejak masa kuliah, bolehlah penulis B menulis tema yang sama dengan membuat para tokohnya memiliki semacam masa lalu yang mana ketika kecil mereka adalah sahabat yang memiliki kelompok bermain. Namun, harus diingat bahwa ini hanya sebatas tema. Silakan membuat adeganmu sendiri, silakan membuat dialogmu sendiri, settingmu sendiri, serta gaya bahasamu sendiri. Selalu ingat batasan-batasan untuk tidak meniru elemen-elemen dalam karya orang lain sehingga tingkat kemiripan melebihi 90% dan bahkan sangat identik. Sebab jika soal ide cerita, itu sifatnya universal.
3. Uniqueness
Di sinilah letaknya hal yang paling vital dari menentukan selling point atau nilai jual dari sebuah novel. Karena lain daripada yang lain, memiliki keunggulan dan kelebihan dari karya sejenis, bukan berarti karyamu sudah dapat dikatakan unik. Unik adalah 1:1000 karya atau bahkan lebih dengan tema sejenis di pasaran. Ini hal paling sulit ditentukan dan tentu jauh lebih sulit dieksekusi jika kamu tidak dapat memahami dengan betul keunikan yang harus kamu ciptakan dalam karyamu.
Lantas, bagaimana sih seharusnya seorang penulis menentukan Uniqueness dari novelnya? Cara paling gila adalah memikirkan apa yang tidak dipikirkan oleh orang lain. Tapi, apakah benar apa yang kita pikirkan tidak dipikirkan oleh orang lain? Ada kemungkinan dipikirkan, tetapi tidak lumrah, tidak biasa, tidak banyak, limited edition. Untuk itulah kamu harus banyak-banyak membaca agar tahu apakah ide atau keunikan yang kamu pikirkan sudah dipakai orang lain atau tidak. Namun, sah-sah saja kamu menganggap keunikan di dalam cerita hanya ada di dalam ceritamu karena kamu tidak tahu. Dan yang lebih penting cerita seperti yang kamu tulis tidak banyak di pasaran.
Sebuah novel kisah percintaan dengan formula; Bertemu, kenalan, dekat, saling jatuh cinta, semakin dekat, lalu berpacaran. Itu sudah biasa. Kamu akan banyak menemukan kisah dengan formula sejenis di pasaran, baik di dalam novel atau film. Nah, bagaimana kalau kamu mengutak-atik formula tersebut? Kalau kamu berhasil, saya bisa katakan bahwa di situlah letak keunikan ceritamu. Namun, keunikan tidak hanya sebatas formula dalam proses percintaan antara tokoh utama laki-laki dan perempuan. Masih banyak keunikan yang bisa kamu tentukan dari berbagai elemen dalam sebuah novel. Misalnya, dari segi setting. Latar cerita di luar negeri seperti di Amerika, Australia, atau di Francis itu sudah biasa. Lalu, kamu membuka segmen pasar yang berbeda dengan menulis ceritamu yang berlatar di Arab, Mesir, atau Afganistan. Atau misalnya di tengah-tengah peperangan yang terjadi di negara-negara tersebut. Bukankah itu unik? Tentu saja, saya bisa mengatakan itu adalah keunikan dari ceritamu.
Apakah segitu saja cara seorang penulis menentukan Unique Selling Point dalam sebuah novel? Big no! Silakan eksplor lebih banyak cara. Di materi ini saya hanya memberikan beberapa poin yang sangat vital dan berpengaruh saja. Untuk selebihnya, silakan kamu jelajahi ide di kepalamu. Semoga sukses. Terima kasih telah membaca materi yang sangat singkat ini.
Wassalamu'alaikum
Demikianlah Artikel Menentukan Nilai Jual Novelmu
Anda sekarang membaca artikel Menentukan Nilai Jual Novelmu dengan alamat link Sapiens