Judul : Berhenti Menganggap Sex Edu Tabu! Anak-anak Harus Diajari
link : Berhenti Menganggap Sex Edu Tabu! Anak-anak Harus Diajari
Berhenti Menganggap Sex Edu Tabu! Anak-anak Harus Diajari
Image via Huffington Post
Apa itu Sex Education?
"Pendidikan seksual atau edukasi seks adalah kegiatan untuk mengajarkan mengenai kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyadarkan pentingnya kesehatan reproduksi sehingga tindakan pelecehan seksual maupun penyakit menular dapat dicegah." adalah pengertian sex education oleh Wikipedia. Dalam penjabaran yang lebih luas, sex education tidak hanya mengajarkan kesehatan reproduksi tapi juga mencakup pengajaran tentang organ reproduksi itu sendiri, informasi terkait pernikahan dan perilaku seks, juga kehamilan, dan sebagainya.
Meski dapat dibilang banyak individu atau organisasi dunia yang sadar akan pentingnya sex education. Akan tetapi, di Indonesia sendiri belum ada kemajuan mengenai pendidikan seksual yang diterima remaja. Bahkan menurut riset Kementrian Kesehatan, hanya sekitar 20% remaja Indonesia yang memiliki pengetahuan komprehnsif terkait penyakit seksual HIV.
Mengapa Sex-Edu Penting?
Kasus pelecehan seksual hingga perkosaan makin mengkhawatirkan belakangan ini. Tak hanya pada dewasa, anak-anak pun terlibat di dalamnya. Juga tanpa pandang bulu, baik pria maupun wanita, dari bermacam kalangan sosial, mengalami hal yang sama. Rasa aman untuk dilindungi tak bisa pula kita harapkan sejak negara menolak rancangan undang-undang terkait kejahatan seksual. Kini, hal tersebut menjadi momok menakutkan yang lagi-lagi harus kita lawan sendiri.
Hal lain yang patut dirisaukan adalah semakin tingginya dispensasi pernikahan dini sebab kehamilan remaja akibat dari seks bebas di usia pubertas. Tak dapat dimungkiri bahwa kebebasan berekspresi yang sekarang sudah menjadi budaya bagi remaja adalah pengaruh terbesar atas lazimnya hubungan lawan jenis yang bebas ‘tanpa batas’. Kurangnya pendidikan seks dan adanya peluang kesempatan akhirnya menyesatkan dan membawa banyak masalah seksualitas yang merugikan calon penerus bangsa seperti yang sudah disebutkan sebelumnya : hamil di luar nikah, aborsi, menikah di bawah batas umur, kejahatan seksual, dan banyak lagi.
Untuk mengatasi hal tersebut, pendidikan tentang seksualitas atau sex-edu yang kerap dianggap tabu jika dilihat dari kacamata budaya masyarakat timur sebenarnya harus gencar diajarkan kepada anak sesegera mungkin. Mengapa demikian? Sebab orang seringkali salah kaprah untuk tidak mengajarkan pendidikan seksualitas kepada anak karena terlalu dini. Menunda pengajaran sex-edu sama artinya dengan menambah satu masalah seksualitas baru di kehidupan bermasyarakat.
Sudah sejak berpuluh-puluh tahun, masalah terbesar yang dihadapi remaja dalam masa pubertas usia sekitar 15-23 tahun adalah masalah seksual seperti orientasi seksual, mitos-mitos terkait seksualitas, dan body image. Hal yang sedemikian itu terjadi sebab minimnya sex-edu yang dikantongi ketika para remaja mulai menapaki masa peralihan ke dewasa. Orang tua mengira waktu paling tepat untuk pemberian sex-edu adalah saat anak sudah memasuki masa pubertas. Namun, dalam praktiknya, di masa pubertas hubungan remaja dengan orang tua tidak lebih erat dari teman sebayanya.
Kurangnya komunikasi antar anak-orang tua dan minimnya pendidikan seks, ditambah tingginya rasa penasaran dan hormon yang meningkat akan mendorong remaja untuk mencari tahu lebih tentang seksualitas. Kemudian banyak yang salah langkah dan terjadilah masalah-masalah seksual tersebut. Jika sudah sampai di titik tersebut, siapa yang rugi? Banyak pihak tentunya. Dengan demikian, sudah seharusnya pendidikan seks harus diajarkan kepada anak sedari dini tanpa menunggu anak tumbuh dewasa terlebih dahulu. Karena sex-edu bagi anak tidaklah tabu, tapi sebuah bekal untuk pertumbuhannya.
Bagaimana Mengajarkan pada Anak tentang Seksualitas?
Kekhawatiran orang tua untuk memberikan sex-edu sejak dini bukan tanpa alasan. Gambaran anak-anak adalah peniru terbaik memang benar adanya, apa yang mereka dengar, lihat, dan pelajari tiap hari akan mereka tiru dan terapkan dalam kehidupan tanpa disaring terlebih dahulu. Karenanya orang tua acapkali takut dan menjadi over selective dalam mengajarkan hal-hal sensitif kepada anak, termasuk sex education. Lalu, bagaimana cara memberi pengertian kepada anak terkait masalah seksualitas?
Hal yang perlu digarisbawahi adalah mengajarkan anak untuk berhubungan seks dan memberi pengetahuan mengenai seks merupakan dua hal yang berbeda. Pendidikan seks memang harus diajarkan sedari dini, tapi tetap melihat dan disesuaikan usia mereka.
Pengetahuan basic yang perlu dipahami anak misalnya adalah dengan mengajarkan tentang organ intimnya, apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak, bagian-bagian tubuh mana yang orang lain tidak boleh pegang, siapa-siapa saja yang boleh membantunya membuka atau memasangkan pakaian, serta apa yang harus mereka lakukan jika ‘bagian terlarang’ mereka dipegang orang lain.
Kemudian di tahap selanjutnya, anak boleh diajarkan tentang sesuatu yang lebih mendalam seperti mengapa ada perbedaan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan, bagaimana mereka harus bersikap mengenai hal itu, risiko-risiko yang mereka harus hadapi jika melakukan hal yang berkaitan dengan seksualitas dan sejenisnya.
Dengan pengetahuan dasar tersebut anak akan tahu bagaimana harus bertindak untuk melindungi tubuhnya, tahu harus apa ketika orang berniat melecehkan. Anak juga akan paham mengenai pergaulan yang sehat, batasan-batasan hubungan dengan orang lain, dan meminimalisir masalah-masalah seksualitas yang berpotensi muncul ketika beranjak remaja nantinya.
Oleh : Nihay Ridani
Demikianlah Artikel Berhenti Menganggap Sex Edu Tabu! Anak-anak Harus Diajari
Sekianlah artikel Berhenti Menganggap Sex Edu Tabu! Anak-anak Harus Diajari kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Berhenti Menganggap Sex Edu Tabu! Anak-anak Harus Diajari dengan alamat link Sapiens